Kebijakan pemerintah dalam menyediakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) banyak mengalami kendala, dimana salah satunya adalah masalah kenaikan harga tanah/lahan. Harga tanah di setiap daerah terus naik, sedangkan developer rumah FLPP tidak dapat menaikkan harga dengan seenaknya karena harus mendapat persetujuan dari pemerintah.
Hal itulah yang menjadi kendala bagi pengembang perumahan FLPP di seluruh Indonesia termasuk Jawa Tengah. Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah Bidang Promosi Humas dan Publikasi, Dibya K Hidayat mengungkapkan bahwa saat ini sudah sulit sekali didapatkan tanah dengan harga di bawah Rp 200 ribu/m2. Selain itu, banyaknya spekulan dan makelar tanah yang turut bermain membuat harga tanah melambung tinggi dengan cepat. Berbekal informasi tentang rencana pembangunan perumahan yang lebih dulu mereka dapat, calo tanah tersebut berlomba-lomba membeli tanah milik warga yang selanjutnya dijual kembali kepada pengembang perumahan dengan harga yang sangat tinggi.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data yang dirilis dari REI menyebutkan bahwa di Jawa Tengah pada tahun 2015 terdapat kekurangan (backlog) rumah sebesar 1,4 juta unit atau 10 persen dari total nasional. Selain itu, dari target pembangunan rumah tapak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun 2015 sebanyak 10.000 unit, REI Jateng hanya mampu merealisasikan 4.000 unit, menurun dibandingkan realisasi pembangunan 2014 yang bisa mencapai 8.000 unit. Rendahnya realisasi FLPP tersebut berpotensi memperlebar angka becklog sehingga akan berdampak buruk bagi penyediaan fasilitas perumahan di Jawa Tengah.
Di tahun 2016 ini, diperkirakan permintaan rumah FLPP akan jauh lebih meningkat dibandingkan tahun kemarin karena banyak perusahaan luar daerah yang melakukan relokasi industri ke Jateng. Kondisi seperti ini, apabila tidak diimbangi dengan penyediaan rumah dengan fasilitas FLPP yang cukup besar akan menimbulkan permasalahan yang cukup mengkhawatirkan karena bisa menimbulkan permukiman kumuh baik itu slum maupun squarter.
Hal itu juga dipertegas oleh anggota DPD REI Jateng Bidang Promosi, Humas dan Publikasi, Juremi menambahkan, 2016 rumah murah program FLPP akan semakin meningkat.
"Peminatnya banyak, tapi ketersediaan rumah masih sedikit dikarenakan tahun kemarin para pengembang masih menunggu kebijakan pemerintah tentang harga, bungan, dan uang muka," ungkapnya.
Sumber: http://jateng.tribunnews.com
0 komentar:
Post a Comment