04 April 2011
Simpanglima Berkubang Lumpur
- Tiga Hari Pesta Musik HUT Kota
SEMARANG - Kondisi Lapangan Pancasila Simpanglima sangat memprihatinkan. Setelah hujan deras menerpa akhir minggu lalu, lapangan yang menjadi kebanggaan Semarang berubah bak kubangan lumpur yang luas.
Hampir tak ada lagi rumput yang bisa dijumpai, seperti biasanya. Lapangan itu sebenarnya tengah diperbaiki untuk ditingkatkan. Bahkan, ratusan pedagang yang setiap akhir minggu menggantungkan penghasilan di sana diminta pindah agar pekerjaan itu bisa berjalan.
Namun baru beberapa hari pekerjaan dilakukan, sebuah acara akbar yang melibatkan ribuan orang digelar. Tak ayal, pekerjaan berhenti, sementara massa yang merayakan acara tersebut memperburuk kondisi yang ada.
Acara yang digelar oleh salah satu stasiun televisi nasional itu diadakan selama tiga hari (1-3/4). Mereka mendirikan panggung besar dan beberapa tenda tambahan. Penonton yang datang tidak hanya berasal dari Semarang, tapi juga dari beberapa daerah terdekat.
Daya Serap
Pekerjaan peningkatan lapangan itu dimulai dengan perbaikan daya serap. Lapangan tersebut digali beberapa centimeter untuk menanam pipa-pipa hampir di sepanjang lapangan. Dengan penanaman pipa itu diharap air di permukaan lapangan bisa diserap lebih cepat, sehingga tak sampai menggenang.
Saat dikonfirmasi soal kondisi lapangan, Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan, Yudi Mardiana menegaskan sejauh ini tak ada kerusakan yang berarti.
Kegiatan yang diadakan di lapangan itu, menurutnya, juga tak mengganggu proyek yang tengah dikerjakan. ”Proyek peningkatan lapangan itu dijadwal selesai Agustus nanti. Sejauh ini, kami tetap yakin target itu tercapai,” katanya.
Dia mengungkapkan, selama kurun waktu sekarang hingga Agustus nanti, lapangan itu tak akan sering lagi digunakan. Dalam catatannya, hanya ada satu kali lagi acara akbar yang akan berlangsung nanti yakni saat perayaan HUT Kota Semarang pada tanggal 2 Mei. (H35,H37-16/suaramerdeka.com)
Hampir tak ada lagi rumput yang bisa dijumpai, seperti biasanya. Lapangan itu sebenarnya tengah diperbaiki untuk ditingkatkan. Bahkan, ratusan pedagang yang setiap akhir minggu menggantungkan penghasilan di sana diminta pindah agar pekerjaan itu bisa berjalan.
Namun baru beberapa hari pekerjaan dilakukan, sebuah acara akbar yang melibatkan ribuan orang digelar. Tak ayal, pekerjaan berhenti, sementara massa yang merayakan acara tersebut memperburuk kondisi yang ada.
Acara yang digelar oleh salah satu stasiun televisi nasional itu diadakan selama tiga hari (1-3/4). Mereka mendirikan panggung besar dan beberapa tenda tambahan. Penonton yang datang tidak hanya berasal dari Semarang, tapi juga dari beberapa daerah terdekat.
Daya Serap
Pekerjaan peningkatan lapangan itu dimulai dengan perbaikan daya serap. Lapangan tersebut digali beberapa centimeter untuk menanam pipa-pipa hampir di sepanjang lapangan. Dengan penanaman pipa itu diharap air di permukaan lapangan bisa diserap lebih cepat, sehingga tak sampai menggenang.
Saat dikonfirmasi soal kondisi lapangan, Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan, Yudi Mardiana menegaskan sejauh ini tak ada kerusakan yang berarti.
Kegiatan yang diadakan di lapangan itu, menurutnya, juga tak mengganggu proyek yang tengah dikerjakan. ”Proyek peningkatan lapangan itu dijadwal selesai Agustus nanti. Sejauh ini, kami tetap yakin target itu tercapai,” katanya.
Dia mengungkapkan, selama kurun waktu sekarang hingga Agustus nanti, lapangan itu tak akan sering lagi digunakan. Dalam catatannya, hanya ada satu kali lagi acara akbar yang akan berlangsung nanti yakni saat perayaan HUT Kota Semarang pada tanggal 2 Mei. (H35,H37-16/suaramerdeka.com)
3 komentar:
Harusnya kwsn tersebut dijaga dr kegiatan2 masif yg bisa merusak lingkungan
Mercedes-Benz Mobil Mewah Terbaik Indonesia
prihatin...prigatin
Semarang, kenapa semakin semrawut?
Post a Comment